HUKUM

Peningkatan Produksi Olahan Sagu Melalui Penerapan Alat Ektraksi Pati Sagu Termodifikasi

  • Administrator
  • Jumat, 01 September 2023
  • menit membaca
  • 160x baca
Peningkatan Produksi Olahan Sagu Melalui Penerapan Alat Ektraksi Pati Sagu Termodifikasi

Ambon,CM- Tim dari Universitas Patimura kembali melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berlokasi di Desa Hila, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku, pada Sabtu (26/08/2023). Yang mana, kegiatan ini merupakan Program Pengabdian kepada Masyarakat dengan Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat, oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui pendanaan hibah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (DRTPM).

Tim beranggotakan 3 orang dosen dan 4 orang mahasiswa dengan melibatkan mitra kelompok tani sagu asal Desa Hila, dengan tahapan awal kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan memberikan sosialisasi.

Sosialisasi yang dilakukan oleh tim (tiga dosen) masing-masing Marfin Lawalata, SP., M.Sc. dosen Fakultas Pertanian Universitas Pattimura (Unpatti), Nelson Gaspersz, S.Si., M.Si., dosen Fakultas MIPA Universitas Pattimura (Unpatti), dan Priska Marisa Pattiasina, S.Si., M.Sc. dosen Fakultas MIPA Universitas Pattimura (Unpatti).

Sosalisasi yang dilakukan oleh Marfin Lawalata, SP., M.Sc. berupa pemaparan materi tentang sagu sebagai bahan pangan: implikasi fungsional, ekologi, dan sosial budaya. Disampaikan bahwa sagu mengandung karbohidrat kompleks yang merupakan sumber utama energi. Karbohidrat dalam sagu terdiri dari amilosa dan amilopektin yang memberikan energi bertahap dan berkelanjutan.

“Keunggulan yang dimiliki nutrisi sagu adalah Rendah Lemak, Bebas Gluten, dan Kaya Serat. Keunggulan ini membuat sagu menjadi alternatif karbohidrat yang sehat, terutama bagi penderita diabetes karena sagu memiliki indeks glikemik yang rendah sehingga membantu mencegah lonjakan gula darah yang tiba-tiba”papar Lawalata.

Selain keunggulannya kata Dia, dari sisi ekologi yakni sagu dapat tumbuh di rawa-rawa, daerah pasang surut, termasuk tanah gambut yang tebal, dapat berkembangbiak dengan anakan sehingga panen dapat dilakukan secara berkelanjutan, multi fungsi lahan sagu (menjaga ekosistem pulau, konservasi air, daur ulang organik, pengendali banjir, penyejuk udara, pengendali erosi), dan Memiliki adaptasi terhadap perubahan iklim. Nilai sosial budaya yang dimiliki oleh sagu adalah Sagu bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga memiliki nilai budaya yang mendalam, sagu sering kali menjadi bagian dari upacara adat, ritual, dan acara keagamaan.

Disisilain dalam paparan materi kedua yang dilakukan oleh Nelson Gaspersz, S.Si., M.Si., dosen Fakultas MIPA Unpatti yang menyampaikan materi tentang penerapan teknologi tepat guna berupa alat ekstraksi pati sagu.

Yang mana, materi yang disampaikan mengenai teknik dan cara pengolahan empulur sagu menjadi pati sagu dengan bantuan alat ekraksi pati sagu termodifikasi. Pemanfaatan teknologi berupa alat ekstraksi pati sagu dalam pengolahan empulur sagu bertujuan untuk menghasilkan pati sagu dengan jumlah rendamen yang lebih tinggi dengan waktu yang lebih cepat.

Bahkan alat ekstraksi ini dapat digunakan dengan bantuan motor bensin, sehingga dapat dengan mudah dibawa ke lokasi manapun.

“Penggunaan alat ekstraksi pati sagu dapat menggantikan teknik konvnesinal pemerasan menggunakan tangan serta lebih efektif dan efisien”jelasnya.

Dalam pembawa materi ketiga yang mana, mitra tani juga dilatih tentang cara pengolahan pati sagu menjadi beberapa produk olahan sagu. Dengan pembawa materi Priska Marisa Pattiasina, S.Si., M.Sc. dosen Fakultas MIPA Unpatti. Dalam paparannya Pattiasina  berharap para petani dapat mengolah pati sagu menjadi beberapa produk seperti tepung sagu, sagu bakar, sagu gula, dan aneka kue kering. Bahkan mitra juga dijelaskan dan diajarkan tentang teknik pengemasan yang baik dan higienis untuk meningkatkan nilai jual produk olahan sagu.

“Agar produk dapat menjangkau pasar yang lebih luas, para petani tentang perlunya perizinan seperti PIRT, izin BPOM ataupun label Halal. Dengan adanya perizinan, produk olahan sagu dapat dijual di berbagai toko ataupun swalayan,”ucapnya kepada petani.

Diketahui, kegiatan sosialisasi ini merupakan tahap awal dari rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Saat ini, tim sementara dalam proses pembuatan alat ektraksi pati sagu termodifikasi yang akan dihibahkan ke mitra serta beberapa program pendampingan nantinya.

Masyarakat mitra dalam hal ini kelompok tani sagu asal Desa Hila berharap kegiatan ini tidak berakhir sampai disini, tetapi dapat dilanjutkan melalui pendanaan lain dari pemerintah setempat atau pihak ketiga yang dapat bekerja sama untuk memfasilitasi pengadaan alat-alat seperti ini serta pelatihan pengolahan sagu menjadi produk olahan sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi dari proses pengolahan hingga dapat menjadi produk jadi.

Diketahui, Kegiatan ini dihadiri tim dari unpatti dan mitra tani serta dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.(CM/TIM)

 

Tinggalkan Komentar

Kirim Komentar